Pages

Selasa, 12 Maret 2013

Shopaholic?Sehat atau Engga?

    Seperti biasa, belum sampe pertengahan bulan uang saku/bulanan udah hampir habis, bisa dibilang sudah mendekati habis -__-. Kalau ditanya habis buat apa, jawabannya singkat padat jelas. Buat belanja gak jelas. Bahkan tanpa aku sadarin belanja itu lebih penting dari pada nyisihin uang buat persediaan makan satu bulan kedepan, secara anak kost an. Kebiasaan ini udah ada dari kecil, barang,baju atau apapun yang menarik hati rasanya harus bisa kebeli. Kalau engga, bisa kepikiran dan uring-uringan gak jelas. Padahal belanja itu harusnya sesuai kebutuhan, karna antara kebutuhan dan keinginan itu bedanya tipiiiis banget, jadi suka kebablasan -___-. Pengalaman dan perasaan kaya gini pastinya gak cuma aku yang alamin atau rasain, wabilkhusus buat para cewe-cewe, pasti ada juga atau malah banyak yang ngalamin. Nah apa tanda-tanda atau masalah di atas itu termasuk orang yang biasa di sebut shopaholic? pertanyaan aku udah dijawab dari penjelasan(tulisan) dr. Anita Yustanti di salah satu blog kesehatan. 

    Shopaholic berasal dari dua kata, shop dan aholic. Shop memiliki arti belanja dan kata aholic menandakan suatu kebiasaan yang merupakan ketergantungan terhadap sesuatu hal yang dilakukan secara sadar atau tidak.

    Beberapa literatur menggolongkan shopaholic sebagai penyimpangan obsesif-kompulsif yang merupakan  suatu gangguan psikologis. Gangguan ini ditandai dengan pikiran-pikiran obsesif (pikiran-pikiran yang selalu berulang-ulang menghantui seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu) dan adanya perilaku kompulsif (perilaku yang dilakukan berulang-ulang, jika tidak dilakukan maka akan merasa tersiksa atau cemas). Gangguan ini dapat membaik dengan bantuan psikolog. *Nahh .. -___-

weheartit.com
    Ada lagi yang menggolongkan faktor dan tipe-tipe pengukurannya, misalnya Arnold & Reynolds menggolongkan ada enam faktor motivasi belanja :
1. Adventure Shopping, yaitu berbelanja untuk petualangan.
   Skala Pengukuran :
  • Berbelanja bagaikan berpetualang.
  • Berbelanja dapat membangkitkan semangat.
  • Berbelanja membuat diri menjadi diri sendiri. 
2. Social Shopping, berbelanja untuk menikmati kebersamaan dan berinteraksi dengan orang lain.
   Skala Pengukuran :
  • Berbelanja dengan teman atau keluarga.
  • Berbelanja untuk bergaul.
  • Berbelanja dengan orang lain untuk mengeratkan ikatan persahabatan.
3. Gratification Shopping, yaitu berbelanja sebagai perlakuan khusus bagi diri sendiri.
    Skala Pengukuran :
  • Berbelanja sesuai mood.
  • Berbelanja untuk menghindari stres.
  • Berbelanja untuk memanjakan diri
4. Idea Shopping, yaitu berbelanja untuk mengikuti tren dan inovasi baru.
   Skala Pengukuran :
  • Berbelanja untuk mengikuti tren.
  • Berbelanja untuk melihat produk baru
5. Role Shopping, yaitu kesenangan berbelanja untuk orang lain.
   Skala Pengukuran :
  • Berbelanja agar orang lain bahagia.
  • Berbelanja untuk mencari hadiah
6. Value Shopping, yaitu berbelanja untuk mendapatkan harga khusus.
    Skala Pengukuran :
  • Berbelanja ketika ada diskon.
  • Berbelanja dengan tawar menawar

    Menurut penelitian, yang dapat mengalami shopaholic bukan hanya perempuan tetapi juga laki-laki, meskipun jenis barang yang mereka belanjakan berbeda. Wanita lebih senang berbelanja baju, sepatu, kosmetik, dll. Sedangkan laki-laki lebih senang membeli hp,mp3,dll.

    Nah dari penjelasan diatas, kayanya aku termasuk ke dalam Adventure dan Gratification Shopping. Itu menurut aku, buat lebih jelasnya bisa tanya ke Psikolog -__-


sumber : 
www.tanyadok.com

Sabtu, 09 Maret 2013

MOVE ON



   Setelah sekian lama gak nulis-nulis lagi akhirnya dikasih kesempatan buat duduk lama-lama di depan laptop, bedanya ini bukan buat ngerjain ataupun searching tugas-tugas yang hampir seabrek-abrek dari dosen. Terakhir posting blog mungkin udah satu tahun yang lalu. Blog ini ada, awalnya karna sebuah keharusan dari universitas yang lama, tugas-tugas banyak yang harus di posting di sini. Setelah pindah ke universitas yang sekarang (\(^___^)/ ) udah mulai jarang banget, karna tugas materi yang harus face to face nyerahin ke dosennya.

   Inget banget masa-masanya galau karna bingung mau pindah universitas, pindah kos an, dan otomatis bakalan pisah sama temen-temen di sana :’). Tapi karna banyak faktor yang mengharuskan, akhirnya pindah. Awalnya ragu banget waktu pertama kali nginjekin kaki di kampus yang baru, ragu gimana nanti harus adaptasi lagi, cara belajarnya, bagi waktunya. Sebulan dua bulan di jalanin, ternyata gak seburuk dan gak sesusah itu buat adaptasinya (udah underestimate duluan sih haha) . Walaupun sering banget kangen suasana dulu.
   Sistem belajarnya gak seketat dulu waktunya, tapi lumayan berat buat tiap matkulnya. Bismillah..., dan sekarang setelah nerima hasil belajar satu semester akhirnya ke bukti, kalo kita sering meng underestimate duluan sebelum mencoba itu ruginya banyak. Nilainya engga bisa di bilang bagus, tapi alhamdulillah ada kemajuan. *sedikit,lumayan lah haha
Disini mulai coba ikut-ikut kegiatan, awalnya karna mikir kalo ikut kegiatan itu kayanya keren, nambah prestise(hahaha). Tapi setelah dijalanin, meaningnya banyak banget. Jadi makin banyak kenal dan dapet temen baru, suasana baru, nambah wawasan juga pastinya. Insyaallah kalau ngejalaninnya dengan hati yang ikhlas dan sungguh-sungguh, artinya/manfaatnya bisa langsung dirasain.
   Dari semua yang udah aku alamin, alhamdulillah rasanya apa yang udah diputuskan itu gak sia-sia, gak ada rasa penyesalan. Justru dari hari ke hari makin berasa nikmatNya, J Untuk kedepannya mudah-mudahan bisa lebih baik lagi. Amiin.